Laman

Jumat, 04 Februari 2011

"Pelabuhan"


Aku diam sendiri, 
berteman perasaan tak menentu yang menggema keras dibalik rongga hati tak berpenghuni.
Dan di antara pepohonan ini, 
ingin sekali ku bagi rasa syukur yang darinya ku dapatkan kesejukan semilir angin 
membawa kebahagiaan sejati beraroma surga.

Untuk saat ini ingin sekali ku rangkai peristiwa itu; 
peristiwa yang mempertemukan aku denganmu, 
peristiwa yang menjadi jawaban dari keramahan diri ketika menekuninya, 
peristiwa yang kuharap dapat berujung pada ridha-Nya.

Ya... aku diam sendiri 
berhiaskan senyum manis yang terasa pahit ditenggorokan 
ketika dengan sengaja ku telan dalam-dalam...
"Kenapa tak pernah kau tambatkan perahumu di satu dermaga? 
Padahal kulihat, bukan hanya satu pelabuhan tenang yang mau menerima kehadiran kapalmu...!!
" Kalau dulu memang pernah ada satu pelabuhan kecil, yang kemudian harus kau lupakan,
 mengapa tak kau cari pelabuhan lain, yang akan memberikan rasa damai yang lebih?

Seandainya kau mau, buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu, 
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya, 
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu, rumah dan pelabuhan hatimu.

(Judul Puisi ” Pelabuhan ” karya Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)