Laman

Senin, 19 September 2011

Belum ada Judul...:D

Anggaplah umur dan jodoh sedang bermain kucing-kucingan. Menurutmu,
mana yang menjadi kucing? Umur atau jodoh? Jodoh yang mengejar umur,
atau umur yang mengejar jodoh? Atau mereka harus suit terlebih dahulu
agar kita tahu, yang kalah, itu yang menjadi kucingnya. 

Anggaplah keinginan dan kebutuhan sedang melakukan permainan gulat.
Siapa yang harus menang? Keinginan, yang bisa membebaskan ego
sebebas-bebasnya? Ataukah kebutuhan, yang membuat ego berpuasa dari
puas namun menumbuhkembangkan rasa bijak?

Anggaplah kita diberi kebebasan di dalam sebuah pusat perbelanjaan dengan
dibekali uang seratus ribu rupiah. Yang mana yang harus dipilih: satu kemeja
cantik atau beras, minyak, sabun, dan mie instan? Atau adakah pilihan ketiga,
menabung, misalnya, atau disedekahkan? Lalu apa yang membuat
munculnya prioritas? Kebutuhankah? atau Keinginan?

Anggaplah ini antara kamu, saya, dan dia. Tidak usahlah ada prosesi
pemilihan, karena kamu bukan calon bupati atau walikota yang baligho-
balighonya mencemarkan pemandangan di jalan. Yang benar itu, pasti akan
memperlihatkan dirinya sendiri. Tidak usah dipertunjukkan karena ini bukan
wayang golek di perkampungan. Tidak usah dibuktikan, karena ini bukan
kasus suap bapak-bapak berperut buncit yang sering muncul ada di tivi-tivi. Yang benar
itu, pasti akan memperlihatkan dirinya sendiri, karena ia memang sudah
terbawa bersama kita tanpa harus dicari-cari.